Malam ini aku berfikir


Aku selalu percaya bahwa ku jujur pada diriku
Aku selalu berkata bahwa tak ada yang ku tutupi
Aku selalu bertindak tanduk tanpa rahasia
Namun ku tahu aku tak begitu

Aku jalani hari dengan senyuman
Aku berlari untuk penuhi tuntutan
Aku terseret dalam meraih impian
Yang tak ku yakini akan ku dapatkan

Aku terhenyak saat ku sadar tentang hidupku
Aku ingin menutup erat mataku
Aku ingin menutup erat telingaku
Aku ingin menutup rapat-rapat hatiku
Aku ingin mengunci pintu itu dalam benakku
Pintu yang menyelamatkanku dari berfikir tentang kematian

Aku lewati hari seakan tiada kematian yang kan mendekatiku
Aku tahu bahwa semua akan tiba masanya untuk berlalu
Namun aku selalu pastikan ku berfikir hal itu takkan menimpaku
Bahwa kematian masih jauh menungguku

Saat ku lihat seorang mati di usia muda
Aku bersimpati namun ku terlalu sombong untuk mengingatkan
Mengingatkan diriku sendiri bahwa semuanya mungkin saja bisa terjadi
Bukan hanya padanya tapi pada sejumlah makhluk
Dan mungkin juga aku

Aku ingin sadar bahwa kematian itu kenyataan yang pasti
Pasti menimpaku, pasti menimpa semua orang, semua makhluk
Untuk beberapa orang, akhir itu seakan sebuah awal
Entah awal seperti apa
Aku tak sanggup fikirkan
Yang diajarkan itu adalah awal keabadian
Namun apa itu abadi? Mungkinkah terjadi yang abadi?
Lalu akan musnahkah sistem ini?
Sistem yang memaksa siapapun untuk terus bekerja?
Bahkan bekerja keras untuk siapapun yang ingin mencapai yang diinginkannya?
Bekerja merancang impiannya
Bekerja mewujudkan rancangannya
Bekerja meminta kerelaan Sang Pencipta dengan berdoa
Terus dan terus dan terus

Terus terang aku tak tahu untuk apa aku hidup
Aku hanya menjalani yang sudah ada didepan mataku
Aku hanya mengerjakan apa yang ada dihadapanku
Namun aku tak tahu akan dibawa kemananya aku
Setelah aku menjalaninya seperti ini

Kini kuberfikir mungkin aku salah
Toh aku kan mati, entah kapan
Dan aku memang didalam sistem ini
Sistem yang terus menuntut siapapun didalamnya untuk bekerja
Keraskah, cerdaskah, bagaimanapun caranya
Ya bekerja
Bekerja untuk dapatkan keinginan

Tapi apa keinginanku
Ingin kaya, tidak ada yang abadi
Ingin cantik dan berbadan bagus, nanti juga keriput
Ingin apapun juga, tak ada yang abadi
Cuma sementara saja
Tapi enak juga kalau kaya
Enak juga kalau cantik
Enak juga kalau bisa dapatkan semua
Hidup ini jadi lebih mudah
Lalu, jika hidup ini sudah lebih mudah, apa yang ku inginkan lagi?
Untuk lebih-lebih mudah lagi?
Untuk lebih-lebih nyaman lagi?
Lalu untuk apa?
Toh akan mati

Mungkin memang untuk si abadi
Untuk segala kesenangan, kemudahan, kenyaman yang abadi
Yang akhirnya tak perlu ada ujung
Tak perlu takut akan berakhir menikmatinya
Lalu bagaimana caranya untuk dapatkan kesenangan abadi itu
Aku pun tak mau tak dapat kesenangan di bumi ini
Aku ingin semua berlanjut
Tapi apa aku sudah senang sekarang?
Bagaimana aku bisa dapatkan kesenangan di bumi?
Bagaimana aku bisa dapatkan kesenangan yang abadi nanti?

Aku pernah dengar al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah adalah manualnya
Manual untuk menjalani hidup ini agar dapatkan kesenangan abadi
Kesenangan yang dimulai dari kini saat manusia hidup
Hingga nanti, kesenangan kehidupan yang abadi
Entah bagaimana bentuknya kesenangan itu
Yang penting sensasi ”senang”nya yang kita peroleh

Kini itu PR-ku
Mempelajari manual menjadi manusia


Depok Senin, 26 Mei 2008 01.00wib
Helen

Daftar Blog Saya